Saya akan menceritakan cerita pertemanan saya, dari Manis, Asam, Pahit, dan Hambar'nya pertemanan dalam hidup saya. Saya memiliki cukup banyak teman, walaupun hubungan saya dengan teman2 saya tak selalu berjalan mulus, ada saja masalah, ada saja perdebatan, ada saja perselisihan. Tapi teman teman saya membawa banyak warna kedalam kehidupan saya, membuat saya tertawa dan gembira bersama mereka. Saya juga memiliki sahabat dekat walau menurut sahabat dekat saya, saya adalah orang yang tertutup. Sebenarnya saya bukan tertutup tapi saya selalu mencari Timing yang pas untuk Curhat kepada sahabat dekat saya. Seperti waktu itu ketika saya sedang ada masalah dan ingin menceritakannya pada sahabat saya, sahabat saya malah bercerita duluan, ia bercerita tentang hubungan pacarnya. Mengetahui dia memiliki masalah juga akhirnya saya urungkan untuk bercerita kepada sahabat saya karna saya berpikir "Sahabat saya memiliki masalah yang lebih berat dari saya" itu yang saya pikirkan, walau saya tau masalah saya juga berat. Setiap sahabat saya menceritakan masalahnya saya selalu berusaha untuk mencari solusi, tapi ketika saya punya masalah ia hanya mendengarkan saya tanpa memberi solusi, bukan saya ingin diberi solusi, tapi hanya dengan ia mendengarkan saya tanpa memberi solusi rasanya percuma saya menceritakan masalah saya kepadanya, karna ia tidak memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah saya itu. Lalu saya juga selalu mau menemani sahabat saya jika ia ingin diantar kemanapun, tapi ketika saya memintanya untuk mengantar saya ke Toko Buku ia hanya menjawab "Insyaallah ya" dan akhirnya ia tak jadi menemani saya. Pernah suatu hari saya meminta ditemani ke Kantor Pos, sahabat saya ini sudah mengiyakan. Tapi keesokkan harinya ia tidak jadi menemani saya dengan alasan ia diajak main oleh temannya yang lain
Ketika saya mulai lelah saya menceritakan pada teman saya yang lain, saya menceritakan semua yang saya rasakan, semua masalah yang saya alami, dan teman saya ini bilang "Kalau kayak gitu bukan sahabat namanya, coba deh sekali-sekali lo ga ada disaat dia butuhin lo" saya lalu menjawabnya "Ya bakal biasa biasa aja kali, kayaknya selama ini gue gak dianggap" Akhirnya saya mencoba saran teman saya ini, dan sukses Gagal, entah saya terlalu perhatian atau apa tapi saya tak bisa mengacuhkan seseorang. Ketika sahabat saya ini menceritakan masalahnya saya tidak bisa mengacuhkannya, saya tidak tega. Karna saya merasakan disaat saya sedang punya masalah dan tidak ada satupun sahabat yang datang pada saya itu rasanya menyakitkan. Saya merasa tidak memiliki teman, padahal saya memiliki seorang sahabat dan cukup banyak teman. Tapi saya merasa kesepian seolah saya tak punya teman sama sekali, saya merasa sedih seolah tidak ada satu orang pun yang ada disisi saya. Tapi saya tau betapa berharganya seorang teman, dan sangat berharganya seorang sahabat. "Real Friend are always going to be there by your side, even at times when you tell them to leave"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar