Minggu, 02 Desember 2012

Mitologi Korea Selatan

1. Dokkaebi 
Dokkaebi ini bentuknya bukan seperti pocong, atau kuntilanak dan teman-teman, tetapi dokkaebi ini sejenis goblin yang menakutkan sekaligus lucu. Dokkaebi ini nakal tapi dia nakal ke orang yang jahat, dan biasanya orang-orang menghargai mereka dengan kekayaan dan berkat. Dokkaebi ini berbeda dengan hantu yang lain. Biasanya hantu itu terbentuk karena kematian manusia, tapi mereka tidak terbentuk oleh kematian seorang manusia, melainkan oleh transformasi benda mati. Mereka biasanya terbentuk dari benda-benda umum yang sudah tidak terpakai atau ditinggalkan pemiliknya dan bisa dibentuk menjadi dokkaebi dengan cara mengoleskan darah gadis pada benda itu. Unik ya pembentukan dokkaebi itu?!


Dokkaebi ini biasanya suka membawa tongkat seperti magic wand yang dsebut bangmang’i  dan punya mantra yang bisa ‘memanggil’ apapun yang dia butuhkan. ‘Memanggil’ yang dimaksud disini adalah memunculkan sesuatu yang dia butuhkan dengan mengambil barang punya orang lain. Dokkaebi juga suka pake topi loh! Topi yang dipakai dokkaebi disebut gamtu. Gamtu ini diyakini punya kelebihan untuk membuat pemakainya menjadi tembus pandang.
Ada cerita mengenai dokkaebi. Dulu, dokkaebi berteman dengan seorang pria. Pada suatu hari saat pria itu berjalan-jalan dan dia melihat bayangan dirinya di sungai. Bayangan itu tidak membentuk bayangan dirinya, tetapi bayangan dirinya itu terlihat seperti dokkaebi. Si pria pun ketakutan dan mencari cara untuk mengusir dokkaebi. Pria itu bertanya pada dokkaebi “hal apa yang paling kamu takuti?”. Dokkaebi menjawab, “darah. Kamu?”. “aku takut uang.” Kata si pria.

Keesokan harinya saat dokkaebi pergi, pria itu menyembelih sapinya dan menyebar darahnya. Dokkaebi pun terkejut dan sangat marah. Dia berkata dengan dendam, “Lihat saja! Aku akan kembali dengan ketakutan terbesarmu!”. Besoknya, Dokkaebi kembali dan membawa tas berisi penuh dengan uang. Dokkaebi itu tidak pernah kembali lagi, sementara itu pria itu menjadi orang terkaya di seluruh kotaAda cerita mengenai dokkaebi. Dulu, dokkaebi berteman dengan seorang pria. Pada suatu hari saat pria itu berjalan-jalan dan dia melihat bayangan dirinya di sungai. Bayangan itu tidak membentuk bayangan dirinya, tetapi bayangan dirinya itu terlihat seperti dokkaebi. Si pria pun ketakutan dan mencari cara untuk mengusir dokkaebi. Pria itu bertanya pada dokkaebi “hal apa yang paling kamu takuti?”. Dokkaebi menjawab, “darah. Kamu?”. “aku takut uang.” Kata si pria.
Keesokan harinya saat dokkaebi pergi, pria itu menyembelih sapinya dan menyebar darahnya. Dokkaebi pun terkejut dan sangat marah. Dia berkata dengan dendam, “Lihat saja! Aku akan kembali dengan ketakutan terbesarmu!”. Besoknya, Dokkaebi kembali dan membawa tas berisi penuh dengan uang. Dokkaebi itu tidak pernah kembali lagi, sementara itu pria itu menjadi orang terkaya di seluruh kotaKeesokan harinya saat dokkaebi pergi, pria itu menyembelih sapinya dan menyebar darahnya. Dokkaebi pun terkejut dan sangat marah. Dia berkata dengan dendam, “Lihat saja! Aku akan kembali dengan ketakutan terbesarmu!”. Besoknya, Dokkaebi kembali dan membawa tas berisi penuh dengan uang. Dokkaebi itu tidak pernah kembali lagi, sementara itu pria itu menjadi orang terkaya di seluruh kota


2. Haechi

Haechi ini harusnya gampang dikenali orang yang pernah ke Seoul, karena sudah menjadi simbol kota sejak tahun 2009. Diromanisasi dengan banyak cara, versi Chinanya bernama xiezhi, dan beberapa bahasa Korea menyebutnya haetae atau haitai. Haechi nampak cute, tapi jangan pernah membiarkan anakmu bermain dengannya Haechi aslinya merupakan binatang sejenis campuran singa dan anjing penjaga, dengan tanduk di tengah kepala. Sering diartikan sebagai simbil keadilan, haechi adalah dekorasi yang biasa muncul dalam arsitektur China kuno dan Joseon. Katanya haechi memakan api, mereka ditempatkan di gerbang masuk bangunan dan istana untuk mencegah kebakaran. Selama konstruksi Istana Gyeongbok, peramal memprediksi energi “yang” dari Gunung Gwanak di seberang sungai akan membawa bencana bagi negeri, oleh karena itu patung haechi dibandung untuk mencegah pertanda buruk. Mereka tak hanya melindungi kita dari bencana terkait api tetapi juga semua gangguan atau perubahan yang mengganggu, dengan mulut besar mereka yang disebut-sebut membentengi masa lalu.

3. Gumiho
Gumiho konon merupakan rubah yang hidup 1000 tahun, sehingga memiliki kekuatan untuk merubah wujudnya. Pilihan paling sering adalah rupa wanita cantik, dan gosipnya suka menggoda pria untuk diambil hatinya, atau dalam beberapa cerita lain memakan jantung. Meskipun, harus diingat kisah dalam My Girlfriend is a Nine-Tailed Fox ini merupakan rumor belaka yang menghancurkan reputasi karakter utama wanita dan membuatnya tak mendapatkan suami. Tentu saja dia masih memiliki niat meminum darah dan mengatakan pacarnya harus mati setelah 100 hari.
Dalam cerita yang lebih tradisional, gumiho memiliki sifat seperti rubah, dengan beberapa kisah menceritakan mereka lebih mirip setengah rubah dan setengah manusia, atau manusia rubah. Meskipun kehadiran dongeng (dan drama SBS) menggambarkan gumiho sebagai sesuatu yang baik, dan bahkan naif sehingga dimanfaatkan oleh manusia jahat, mereka mendapatkan reputasi sebagai iblis, kadang makhluk buas, yang menggoda pria dan mencuri di kuburan untuk memakan hati orang yang baru meninggal. Di salah satu cerita, gumiho berubah jadi pria untuk menggoda wanita. D
ia akan membawa bencana bagi negeri, oleh karena itu patung haechi dibandung untuk mencegah pertanda buruk.

4. Cheollima
Chollima salah satu makhluk paling jelas dalam legenda Korea dan mudah dihubungkan dengan Pegasus Yunani. Namanya berarti “Kuda 1000-ri,” dengan “ri” merupakan ukuran jarak tradisional Korea. Karena definisi berbeda, ri disebutkan memiliki jarak 393 meter atau 2927 meter, ukuran terakhir diadopsi oleh Korea selama era kekaisaran Jepang. Penulis artikel ini menyebutkan kalau perkiraannya, chollima ini bisa berkelana sejauh 393 kilometer hanya dalam sehari yang merupakan panjang Semenanjung Korea dari utara hingga selatan.
Menurut legenda asli, chollima adalah kuda bersayap yang ingin dijinakkan. Karena tak ada satupun yang bisa menjinakkannya, dia terbang ke langit. Sekarang, romanisasi “Cheonma” lebih disukai, yang bisa ditemui di logo semen dan tim sepakbola. Namun chollima merupakan sosok yang lebih berpengaruh di Korea Utara, di mana propaganda negara membawanya kembali ke bumi dan dia digambarkan dijinakkan oleh kaum protelar di sana.
Patung chollima setinggi 46 meter dibangun di Pyongyang, di mana kuda ini terlihat membawa seorang pekerja menggenggam alamat Partai Buruh Korea dan seorang wanita membawa beras. Chollima juga meminjamkan nama di sebuah daerah di Pyeongannam-do (Provinsi Pyeongan Selatan), begitu pula tim sepakbola nasional, studio film, dan bahkan jawaban Korea Utara tahun 1956 kepada Lompatan Jauh ke Depan China yang ditujukan untuk promosi perkembangan pesat perekonomian. Nama tersebut dimaksudkan sebagai kecepatan yang luar biasa dan digunakan sebagai slogan dan sorakan semangat kepada pemain sepakbola atau pekerja. Setelah Perang Korea, Korea Utara memakai slogan “Majulah dengan kecepatan Chollima!” Saat ini, Chollima sangat signifikan dalam wacana publik Korea Utara, mengingatkan mereka untuk mengabdikan hidup demi kerja keras.



2 komentar: